Masyaallah, Terkesan Surat Az Zariyat Profesor Matematika di Amerika Putuskan Menjadi Mualaf
Kamis, 19 Agustus 2021
1 Komentar
Alquran adalah
kitab yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu karena mendahului sains modern
dengan fakta paling akurat sebagai temuan ilmiah terbaru.
Gary Miller merupakan seorang profesor
matematika. Dia dibesarkan di Kanada. Sekolah-sekolah keagamaan adalah
tempatnya menimba ilmu. Selain mendapatkan pengetahuan, dia di sana juga
mendapatkan keimanan.
Dia kemudian belajar teologi di Universitas
Wheeling Jesuit, Amerika Serikat. Prestasi akademik banyak diraihnya di sana.
Anugerah kecerdasan telah memudahkannya memahami berbagai ilmu pengetahuan.
Berkat kecerdasan dan bakatnya, dia menjadi pendukung penyebaran agamanya yang
aktif dalam berbagai kesempatan.
Dia menyebarkan keyakinannya kepada
khalayak ramai. Dengan penuh semangat, lelaki itu berdiri di podium dan
menjelaskan ajaran keimanan yang ketika itu diyakininya benar. Ceramahnya juga
ditayangkan di televisi. Kemudian, ia mendapat gelar doktor dalam bidang
matematika dari Universitas Toronto.
Pemikiran ilmiah Miller kerap berbenturan
dengan ajaran agama yang dianut. Hal ini membuatnya tidak nyaman sehingga dia
lebih memutuskan untuk berpindah ke agama lain. Dia juga berpidah-pindah rumah
ibadahnya selama sembilan tahun karena tidak mendapatkan jawaban dari pemuka
agama soal ketuhanan.
Pertanyaan dan penjelasan Miller kerap
membuat pusing pemuka agama. Mereka yang seharusnya mampu memberikan jawaban
untuk menambah keimanan masyarakat, malah terdiam. Pemuka agama itu tak dapat
memberikan jawaban yang memuaskan kepada Miller.
Ketidakpuasan yang muncul karena jawaban
itu tidak didiamkan. Miller mencoba mencari cara lain untuk mendapatkan jawaban
yang dapat menghilangkan rasa penasarannya. Kali ini dia tidak lagi menghujani
pemuka agama dengan berbagai pertanyaan mengenai ketuhanan. Dia mem baca
buku-buku tentang Islam karangan orientalis.
Ketika membaca buku itu, Miller tidak
melepaskan sikap kritis. Dia tetap mempertanyakan kesimpulan-kesimpulan
orientalis yang kerap memojokkan ajaran Islam dan Nabi Muhammad. Bagaimana
mungkin seorang nabi yang ajarannya kini mendunia disebut tidak waras. Apakah
mungkin sosok utusan Sang Pencipta yang membawa dan menyebarkan risalah
Ilahiyah hidup dengan abnormal. Kesimpulan-kesimpulan semacam itu sama sekali
tidak masuk akal. Dia mengabaikannya.
Miller menginginkan kebenaran. Jika
Muhammad adalah orang yang baik dan cerdas, mengapa dia harus berbohong untuk
mengklaim kenabiannya. Atau, jika Rasul gila sehingga tidak sadar dengan tindakannya,
bagaimana mungkin dia memahami wahyu Ilahi.
Jawaban tentang semua kegelisahan Miller
ternyata ada dalam Alquran surah az-Zariyat ayat 52-53. Bunyinya adalah,
“Tidak seorang rasul pun yang datang
kepada orang-orang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan, “Ia adalah
seorang tukang sihir atau orang gila.” Apakah mereka saling berpesan
tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui
batas.”
Sindiran Allah dalam firman itu
menyadarkannya bahwa tudingan orientalis bukan hal baru. Mereka hanya mengulang
apa yang dilakukan masyarakat dahulu yang menolak risalah Islam. Alquran jelas
menerangkan Rasulullah tidak berdusta.
Kemudian, pandangannya kembali terbuka
ketika membaca kisah anak Rasul Ibrahim yang meninggal dunia. Ibrahim meninggal
bersamaan dengan gerhana matahari yang terjadi. Seorang sahabat Nabi pernah
berkata, matahari hilang karena anak Rasulullah telah wafat. Rasulullah pun
membantah perkataan sahabat,
“Matahari dan bulan tidak mengalami
gerhana karena kematian atau hilangnya nyawa seseorang.” Jawaban itu
adalah bukti yang jelas bahwa Nabi Muhammad bukan pembohong ataupun orang gila.
Inspirasi dari kalam Ilahi itu menghadirkan
kepuasan tersendiri. Miller kemudian makin semangat mendalami Islam. Pada tahun
1977 dia memutuskan untuk membaca Alquran. Dia juga mencari tahu apa yang benar
dan salah di dalamnya. Dalam tiga hari dia membaca ayat-ayat Ilahi. Setelah
selesai, dia berkata kepada diri sendiri, “Inilah keyakinan yang telah
saya katakan dan percaya selama 15 tahun terakhir ini.”
Pada mulanya dia meyakini, Alquran
merupakan otobiografi yang membahas kehidupan Nabi Muhammad, keluarga, dan
lingkungannya. Dia menganggapnya seperti kitab agama sebelumnya yang berisi
hikayat orang-orang dulu.
Namun, ia terkejut menemukan hal yang tak
terduga. Ternyata Alquran hanya menyebutkan nama Rasulullah sebanyak lima kali.
Sementara, Alquran menyebutkan nama Nabi Isa sebanyak 25 kali. Adapun nabi Musa
disebutkan lebih dari seratus kali.
Dia makin tercengang ketika menemukan surah
Maryam. Sebaliknya, dia tidak menemukan satu surah pun dengan nama Khadijah,
Aisyah, atau Fatimah. Dia juga tidak menemukan cerita yang berhubungan dengan
perasaan pribadi Rasulullah.
Selain itu, tak ada ayat Alquran yang
menceritakan euforia kemenangan Perang Badar atau penderitaan setelah Perang
Uhud. Miller menemukan tidak ada satu kata pun yang disebutkan dalam Alquran
tentang kesedihan yang menimpa Rasulullah. Karena kitab ini berasal dari Allah,
bukan Muhammad.
Pada saat pertama kali mengetahui Alquran,
dia sempat berpikir bahwa konten di dalamnya adalah pengetahuan kuno yang
dibuat oleh pria gurun pasir ribuan tahun lalu. Setelah membaca ayat-ayat di
dalamnya, dia menyadari prediksi itu tidak tepat.
Alquran adalah kitab yang tidak dibatasi
oleh ruang dan waktu karena mendahului sains modern dengan fakta paling akurat
sebagai temuan ilmiah terbaru. Miller kemudian memberikan penghormatan
setinggi-tingginya kepada Alquran.
Dua ratus tahun lalu, ilmuwan Belanda
Antony Leeuwenhoek telah menemukan bahwa 80 persen tubuh manusia terdiri atas
air. Dia tidak tahu bahwa Alquran telah lebih dahulu menyebutkannya. Allah
mengatakan hal itu dalam surah al-Anbiya ayat 30 dan Fussilat ayat 11.
Hal yang sama terjadi di tahun 2011 ketika
Saul Perlmutter, Adam Riess, dan Brian Schmidt telah memenangkan Nobel fisika.
Penghargaan yang mereka terima adalah untuk menemukan fenomena percepatan
ekspansi alam semesta. Sekali lagi, fakta ilmiah ini sudah ada di dalam Alquran
dalam surah az-Zariyat ayat 47.
sumber : sahijab.com/artikel asli
Subahanaallah Alhamdulillah Allah huakbar
BalasHapus